Penelitian mengenai pencarian dan pengembangan obat-obatan tradisional yang berasal dari bahan alam, baik bahan alam darat maupun laut telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali dimulainya pada abad ke-17 silam. Pengembangan bahan alam merupakan usaha potensial untuk mendapatkan bahan kimia baru yang sulit disintesis di laboratorium dan kemungkinan sangat berguna dalam pengobatan, pertanian, dan industri.
Secara khusus, pengembangan bahan kimia alam dari laut yang merupakan bagian dari industri bioteknologi kelautan diharapkan mampu menjadi salah satu sektor unggulan di samping sembilan sektor ekonomi kelautan lainnya yang telah diproyeksikan oleh pemerintah sebagai pilar-pilar utama pembangunan ekonomi kelautan Indonesia. Lebih lanjut diinformasikan bahwa potensi industri bioteknologi kelautan Indonesia sangatlah besar yang antara lain berupa industri farmasi, kosmetika, dan bioenergi. Adapun secara potensial, nilai ekonomi total dari produk industri bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan dapat mencapai sebesar 82 miliar dollar AS per tahun.
Inovasi dan daya kreasi para peneliti di dunia ilmiah telah melahirkan banyak perkembangan baru dalam sains dan teknologi, termasuk di bidang bioteknologi. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian bioteknologi di Indonesia juga mulai dilakukan secara intensif terpadu dari berbagai multi disiplin ilmu. Penelitian mengenai potensi bahan bioaktif banyak dilakukan karena dimungkinkan dapat dikembangkan sebagai bahan baku obat. Adanya resistensi mikroorganisme patogen terhadap bahan antibiotik sintetis juga menjadi pemacu pencarian bahan antibiotik baru yang dapat menghambat pertumbuhan mikoorganisme patogen tersebut. Salah satunya yaitu dengan menelusuri potensi metabolit sekunder dari organisme laut yang mampu menghasilkan senyawa antibiotik, termasuk senyawa antibakteri.
Sebagai makhluk hidup yang menempati enam puluh persen biomassa di planet ini, mikroba merupakan maestro yang menjadi sumber antibiotik dan obatobatan potensial lainnya yang sangat berguna bagi eksistensi kehidupan manusia. Di dalam mikroorganisme terkandung senyawa kimia hasil metabolisme yang digunakan untuk mempertahankan eksistensinya di alam. Senyawa tersebut dikenal sebagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder tersebut dapat berpotensi sebagai antikanker, antivirus, antibakteri, antioksidan, antijamur, dan atau antiplasmodium. Bradley (1999) menambahkan bahwa mikroorganisme yang hidup berasosiasi dengan invertebrata laut mampu menghasilkan suatu senyawa yang serupa dengan senyawa yang dihasilkan oleh invertebrata laut tersebut dan kemungkinan berpotensi sebagai antibiotik.
Begitulah ketika Allah Swt memberi kesempatan kepada kita untuk mengambil manfaat dari makhluk ciptaan-Nya. Mendulang Obat dari makhluk mikroskopis, bakteri. Namun, pada akhirnya, kitalah yang mampu menjawab semua tantangan ini. Menjadi insan yang “berfikir” dan senantiasa “bersyukur” atas semua karunia-Nya.
Selamat bereksplorasi! ^_^
Secara khusus, pengembangan bahan kimia alam dari laut yang merupakan bagian dari industri bioteknologi kelautan diharapkan mampu menjadi salah satu sektor unggulan di samping sembilan sektor ekonomi kelautan lainnya yang telah diproyeksikan oleh pemerintah sebagai pilar-pilar utama pembangunan ekonomi kelautan Indonesia. Lebih lanjut diinformasikan bahwa potensi industri bioteknologi kelautan Indonesia sangatlah besar yang antara lain berupa industri farmasi, kosmetika, dan bioenergi. Adapun secara potensial, nilai ekonomi total dari produk industri bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan dapat mencapai sebesar 82 miliar dollar AS per tahun.
Inovasi dan daya kreasi para peneliti di dunia ilmiah telah melahirkan banyak perkembangan baru dalam sains dan teknologi, termasuk di bidang bioteknologi. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian bioteknologi di Indonesia juga mulai dilakukan secara intensif terpadu dari berbagai multi disiplin ilmu. Penelitian mengenai potensi bahan bioaktif banyak dilakukan karena dimungkinkan dapat dikembangkan sebagai bahan baku obat. Adanya resistensi mikroorganisme patogen terhadap bahan antibiotik sintetis juga menjadi pemacu pencarian bahan antibiotik baru yang dapat menghambat pertumbuhan mikoorganisme patogen tersebut. Salah satunya yaitu dengan menelusuri potensi metabolit sekunder dari organisme laut yang mampu menghasilkan senyawa antibiotik, termasuk senyawa antibakteri.
Sebagai makhluk hidup yang menempati enam puluh persen biomassa di planet ini, mikroba merupakan maestro yang menjadi sumber antibiotik dan obatobatan potensial lainnya yang sangat berguna bagi eksistensi kehidupan manusia. Di dalam mikroorganisme terkandung senyawa kimia hasil metabolisme yang digunakan untuk mempertahankan eksistensinya di alam. Senyawa tersebut dikenal sebagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder tersebut dapat berpotensi sebagai antikanker, antivirus, antibakteri, antioksidan, antijamur, dan atau antiplasmodium. Bradley (1999) menambahkan bahwa mikroorganisme yang hidup berasosiasi dengan invertebrata laut mampu menghasilkan suatu senyawa yang serupa dengan senyawa yang dihasilkan oleh invertebrata laut tersebut dan kemungkinan berpotensi sebagai antibiotik.
Begitulah ketika Allah Swt memberi kesempatan kepada kita untuk mengambil manfaat dari makhluk ciptaan-Nya. Mendulang Obat dari makhluk mikroskopis, bakteri. Namun, pada akhirnya, kitalah yang mampu menjawab semua tantangan ini. Menjadi insan yang “berfikir” dan senantiasa “bersyukur” atas semua karunia-Nya.
Selamat bereksplorasi! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar